DAMPAK
NEGATIF PERUBAHAN SOSIAL AKIBAT MODERNISASI
1) SIKAP
MATERIALISTIK
Definisi secara etimologi (secara bahasa)
Kata materialisme terdiri dari kata materi dan isme.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia materi adalah bahan;benda;segala sesuatu
yang tampak. Masih dari kamus yang sama disebutkan bahwa materialis adalah
pengikut paham (ajaran) materialisme atau juga orang yang mementingkan
kebendaan(harta,uang,dsb).
Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar
segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam kebendaan
semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra.
Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa indonesia. Jika ada kata benda
berhubungan dengan kata isme maka artinya adalah paham atau aliran.
Definisi menurut istilah
Materialis adalah paham yang hanya bersandar pada
materi(ma’dah) yang tidak meyakini apa yang ada di balik alam ghaib. Tidak
meyakini alam ghaib berarti tidak meyakini adanya kekuatan yang menguasai alam
semesta ini. Dan hal ini secara otomatis menafikan adanya tuhan sebagai
pencipta alam semesta. Karena menurut paham ini, alam beserta isinya berasal
dari satu sumber yaitu materi(ma’dah). Pemikiran ini sama halnya seperti
atheisme dalam bentuk dan substansinya yang tidak mengakui adanya tuhan secara
mutlaq. Para penganut paham ini menolak agama sebagai hukum kehidupan manusia.
Mereka lebih mengedepankan akal sebagai sumber segala hukum. Pada akhirnya
prinsip ini melahirkan suatu ideologi bahwa hukum hanyalah apa yang bisa
diterima oleh akal. Padahal kita ketahui bahwa hasil pemikiran manusia bersifat
relatif. Dalam artian bisa salah dan benar.
ü
Ciri- ciri atau karakteristik paham materialistik
Secara global,ciri-ciri paham ini bisa kita
klarifikasikan. Setidaknya ada 3 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan
paham ini:
·
Segala yang ada(wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi(ma’dah).
·
Tidak meyakini adanya alam ghaib
·
Menjadikan panca-indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu
Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam
peletakkan
Materialisme
adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada adalah
materi. Pada
dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil
interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori
materialisme termasuk paham ontologi monistik. Materialisme berbeda dengan teori
ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme.
Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme
berseberangan dengan idealisme. Materialisme tidak
mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti : roh, hantu, setan dan malaikat.
Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada Allah atau dunia
adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu
merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat
abadi. Tidak ada Penggerak Pertama atau Sebab Pertama. Tidak ada kehidupan,
tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi,
yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan
wujud yang abadi dari materi.
ü Hubungan materialisme dengan ateisme
Atheisme dan materialis
memiliki ikatan yang sangat erat yang tidak bisa dipisahkan antara keduanya.
Yaitu tidak mengakui adanya tuhan. Karena mereka mengingkari alam ghaib.
Istilah
materialis dan materialisme adalah suatu ungkapan yang tidak asing lagi
ditelinga kita. Terlebih bagi para mahasiswa yang telah banyak bergelut dalam
bidang pemikiran. Begitu besar pengaruh paham ini dalam kehidupan manusia
sehingga banyak mempengaruhi peta pemikiran manusia yang seharusnya hidup
berdampingan secara damai dalam satu payung dunia,tetapi pemikiran ini
berdampak sebaliknya bagai racun yang menyebar dan mematikan sendi-sendi
kehidupan lantas menghilangkan kemanusiaan seseorang. Pemikiran ini walau
kerapkali dihiasi dengan komposisi yang nampak indah dan memukau,tetapi
kenyataannya mengandung unsur-unsur yang mematikan bagi persendian kehidupan
individu dan sosial. Yang berawal dari menafikan adanya tuhan dan berujung pada
penghalalan segala cara guna mencapai suatu tujuan. Kendatipun harus ditempuh
dengan cara saling membunuh antar sesama. Karena para penganut paham ini tidak
mengakui adanya tuhan dan hari kebangkitan. Yang ada dibenak mereka hanyalah
dunia dan kenikmatan.Mengenal suatu pemikiran bisa ditelusuri melalui dampak
yang telah dirasakan ditengah masyarakat. Dari skala yang terkecil yaitu
keluarga hingga skala terbesar dunia.Sebagaimana suatu pembahasan ilmiah yang
baik,harus berpegang pada metode yang yang baik pula. Diantara cirinya yaitu
membatasi objek pemahaman,lalu kemudian memberikan definisi yang sesuai. Supaya
ada keterikatan antara isi dan tema. Maka untuk mengawali pembahasan ini kita
mulai dengan memberikan defenisi paham materialis.
2)
SIKAP
INDIVIDUALISTIK
Sikap
individualistik selalu memperjuangkan kepentingan dirinya sendiri dibanding
menolong orang lain. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat
mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
Paham yang menganggap manusia secara pribadi perlu diperhatikan (kesanggupan dan kebu-tuhannya tidak boleh disamaratakan).paham yang meng-hendaki kebebasan berbuat dan menganut suatu kepercayaan bagi setiap orang; paham yang mementingkan hak per-seorangan di samping kepentingan masyarakat atau negara. Paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain.
3)
SIKAP
KONSUMERISME
Sikap
komsumerisme merupakan sikap hidup yang boros / konsumtif. Perkembangan
industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah.
Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak
pilihan yang ada. Peningkatan tersebut menimbulkan pola hidup mewah pada
sebagian masyarakat. Hal ini akan menjadikan masalah jika pola hidup mewah
tersebut diiringi dengan keadaan konsumsi secara berlebihan oleh orang dengan
kemampuan ekonomi rendah, sehingga mereka menggunakan berbagai cara untuk
mendapatkan materi dan memenuhi keinginannya untuk bergaya hidup mewah. Pola
hidup seperti ini merupakan suatu anggapan bahwa barang adalah sumber
kebahagiaan yang mengakibatkan mereka melakukan cara berkonsumsi yang sudah
melampaui batas atau yang sering disebut konsumerisme.
4) KESENJANGAN
SOSIAL EKONOMI
Timbulnya
pelapisan social yang kuat ant yang kaya dengan yang miskin. Apabila dalam
suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti
arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara
individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan
sosial.
Kesenjangan
sosial ekonomi pada masyarakat merupakan salah satu dampak dari modernisasi dan
pembangunan yang sangat membahayakan kehidupan bangsa sehingga akan mengancam
stabilitas nasional. Kesenjangan sosial ekonomi akan menimbulakan kecemburuan
sosial yang disebabkan oleh kondisi taraf hidup layak hanya dimiliki oleh
sebagian kecil masyarakat, padahal sebagian besar masyarakat yang lain berada
dalam taraf hidup kesederhanaan, bahkan kemelaratan.
5) KRIMINALITAS
SEBAGAI PROFESI DAN KEBIASAAN
Batasan
antara penjahat professional dan yang sebagai kebiasaan menurut Noach adalah:
“Penjahat professional memang pekerjaannya atau mata pencahariannya sebagai
penjahat, sedangkan penjahat sebagai kebiasaan, kecuali melakukan kejahatan
juga mempunyai pekerjaan lain. Apakah menjadi tumpuan penghidupannya itu
pekerjaan dari kejahatan atau pekerjaan yang lain yang halal bukan masalah”.
Sutherland menunjukkan sifat-sifat khusus dari penjahat professional antara
lain sebagai berikut: “Secara teratur tiap hari menyiapkan dan melakukan
kejahatan. Untuk itu, penjahat tersebut memerlukan kemampuan teknik guna
melakukan kejahatannya dan melatih diri serta mengembangkan kemampuannya itu.
Pencuri
professional dapat melakukan kejahatannya dengan aman karena tiga hal yaitu:
a.
Memilih cara yang paling minimum bahayanya
b. Pencuri meningkatkan
ketrampilan dan kemampuannya baik secara fisik maupun psikisnya
c.
Dengan cara mengatur “fix” (pemulihan) sekiranya ia tertangkap, teknik
pemulihan itu juga sedemikian rupa, baik dilakukan oleh si pencuri sendiri
maupun oleh orang lain, dan tidak jarang polisi, jaksa, bahkan hakim
dilibatkan.
Selain
kejahatan secara umum, ada pula kejahatan yang terorganisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar