PERGOLAKAN DAERAH
Pergolakan daerah adalah
konflik-konflik yang terjadi dalam suatu wilayah tertentu untuk memperebutkan
atau memperjuangkan kepentingan tertentu yang tidak lagi memperhatikan tatanan
hidup yang berdasarkan nilai dan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
Kepentingan tertentu itu dapat berupa saling memperebutkan kepentingan ekonomi
(mata pencaharian), kepentingan rasa tau sukunya, atau kepentingan yang
berlatar belakang agama dan kekuasaan. Di samping itu, pergolakan di daerah dapat
juga muncul sebagai akibat kesulitan politik dan kesalahan pendekatan
pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah pusat.
Ada
beberapa factor yang dapat memunculkan pergolakan atau konflik di daerah
(konflik antarkelompok atau konflik antara masyarakat dengan pemerintah atau
penguasa). Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Program pembangunan yang
dilaksanakan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Setiap program pembangunan yang dilaksanakan
harus memerhatikan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Tanpa memerhatikan
kondisi tersebut, maka akan timbul gejolak-gejolak yang tidak diinginkan.
Pembangunan kawasan industry multinasional misalnya, harus memerhatikan apakah
kehadirannya akan meningkatkan kualitas masyarakat di sekitarnya
(menyejahterakan rakyat sekitarnya) atau meresahkan, apakah akan tetap
melestarikan atau memudarkan nilai dan norma yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat sekitarnya, apakah industry tersebut memungkinkan masyarakat sekitar
ikut berpartisipasi atau hanya untuk orang luar, apakah pembangunan tiu justru
akan menghabiskan lahan tanah produktif yang merupakan sumber utama penghidupan
masyarakat sekitar atau memilih lahan yang tidak produktif. Hal-hal tersebut
harus diperhatikan dalam proses pembangunan agar tidak terjadi kondisi sosial
yang disintegrative.
b.
Ketidakstabilan situasi
politik dan keamanan nasional
Stabilitas politik dan keamanan nasional yang tidak mantab
akan mendorong munculnya gejolak dan pemberontakan di daerah yang ingin
melepaskan diri dari ikatan pemerintah pusat. Hal ini sangat membahayakan
kelangsungan hidup bersama. Oleh karena itu, besar atau kecilnya pergolakan di
daerah sangat dipengaruhi oleh bagaimana stabilitas politik dan hankam secara
nasional. Contohnya, konflik di Aceh, Ambon, Kalimantan,
dan Papua yang terjadi akibat ketidakstabilan kondisi politik.
c.
Kurang berfungsinya
lembaga-lembaga control masyarakat
Lembaga-lembaga control masyarakat, misalnya
kejaksaan, kehakiman, atau lembaga yang bergerak dalam bidang pemerintahan
apabila kur kurang berfungsi secarabaik dalam melaksanakan control-kontrol
sosial, maka akan mudah memunculkan gejolak dan konflik-konflik di masyarakat.
Kurang berfungsinya lembaga-lembaga baik eksekutif maupun yudikatif dan
legislative dalam melakukan control sosial akan memunculkan banyak penyimpangan
itu yang dilakukan oleh aparat pemerintah maupun anggota masyarakat (misalnya,
tindak korupsi, manipulasi, kolusi, tindak pencurian, dan perjudian). Kondisi
seperti ini akan mudah sekali memunculkan gejolak dan pergolakan yang menuntut
adanya keadilan.
d.
Sarana-sarana komunikasi
dan interaksi sosial antardaerah di berbagai bidang tidak berjalan dengan baik
Kelancaran proses kontak
sosial budaya sangat berpengaruh dalam meminimalkan munculnya gejolak atau
konflik daerah. Semakin efektif saluran dan kontak komunikasi sosial ekonomi
dan kebudayaan antardaerah atau antarsuku akan semakin banyak memberikan
wawasan bagi pola piker dan alternative tindakan seseorang atau kelompok yang
ada di masyarakat sehingga gejolak itu semakin kecil. Demikian juga sebaliknya,
disintegrasi bangsa mudah terjadi apabila sarana interaksi sosial, ekonomi,
budaya, dan bidang lain tidak berjalan dengan baik.
e.
Masing-masing kelompok atau
daerah mempunayi kesetiaan primordialisme yang berlebihan
Apabila masing-masing kelompok mempunyai
kesetiaan primordialisme atau kesetiaan yang sangat berlebihan pada kelompok
atau daerahnya, akan mudah sekali terjadi konflik atau gejolak di berbagai
bidang. Konflik tersebut muncul karena kelompoknya sulit dipertemukan untuk
menjalin kerja sama yang baik dengan kelompok lain.
Pada dasarnya, masih banyak factor lain yang dapat menyebabkan
munculnya pergolakan daerah atau konflik antarsuku itu selalu terjadi konflik
karena memang sejak dulu (sejak nenek moyangnya) kedua kelompok tersebut selalu
menyimpan dendam.
Ada beberapa hal yang
dijadikan pedoman dalam meminimalkan terjadinya gejolak daerah, yaitu sebagai
berikut.
a.
Menyusun perencanaan
pembangunan sebaik mungkin yang mengarah pada peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat dan berusaha meminimalkan terjadinya koonflik di masyarakat.
b.
Memfungsikan secara optimal
lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan sebagai control sosial.
c.
Mengefektifkan sarana-sarana
komunikasi, interaksi, atau kerja sama antarkelompok atau daerah dengan baik
sehingga akan memberikan bekal wawasan budaya yang lebih luas dan bayak
mengetahui alternative perilaku kelompok lain.
d.
Berbagai pihak yang ada di
masyarakat diajak bersama-sama dalam kelangsungan proses pembangunan. Tidak
diciptakan jarak yang jauh antara aparat pemerintah dan rakyat kecil. Oleh
karna itu, masing-masing pihak harus merasa perlu membina mentalitas
masing-masing kea rah yang lebih baik yang menunjang proses pelaksanaan
pembangunan.
e.
Proses pembauran bangsa atau
pembauran antarsuku bangsa harus tetap dijalankan, demikian juga proses
transmigrasi tetap harus dijalankan.
f.
Menegaskan pelaksanaan tata
nilai hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan
kondisi hidup yang adil.
g.
Membudayakan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945 pada seluruh lapisan masyarakat, baik melalui lembaga
formal, informal, maupun non-formal secara optimal.
f.
Terjadinya kesenjangan
sosial ekonomi di masyarakat
Terjadinya kesenjangan ekonomi yang tinggi akan dapat menimbulkan
pergolakan masyarakat. Misalnya, perbedaan yang mencolok antara orang kaya dan
orang miskin. Kesenjangan ini akan memunculkan kecemburuan sosial yang pada
akhirnya dapat menimbulkan gejolak sosial ekonomi, misalnya saja kerusuhan yang
disertai tindakan perusakan pertokoan dan mobil-mobil mewah. Gejolak atau
konflik daerah dapat dihindari jika terdapat keseimbangan kebijakan ekonomi
antara pusat dan daerah. Selain itu, perlu adanya perluasan wawasan dan pola
piker dalam menghadapi keanekaragaman masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar