Halaman

Jumat, 28 Desember 2012


PERGOLAKAN DAERAH


Pergolakan daerah adalah konflik-konflik yang terjadi dalam suatu wilayah tertentu untuk memperebutkan atau memperjuangkan kepentingan tertentu yang tidak lagi memperhatikan tatanan hidup yang berdasarkan nilai dan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Kepentingan tertentu itu dapat berupa saling memperebutkan kepentingan ekonomi (mata pencaharian), kepentingan rasa tau sukunya, atau kepentingan yang berlatar belakang agama dan kekuasaan. Di samping itu, pergolakan di daerah dapat juga muncul sebagai akibat kesulitan politik dan kesalahan pendekatan pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah pusat.
Ada beberapa factor yang dapat memunculkan pergolakan atau konflik di daerah (konflik antarkelompok atau konflik antara masyarakat dengan pemerintah atau penguasa). Faktor tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Program pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Setiap program pembangunan yang dilaksanakan harus memerhatikan kondisi sosial budaya masyarakatnya. Tanpa memerhatikan kondisi tersebut, maka akan timbul gejolak-gejolak yang tidak diinginkan. Pembangunan kawasan industry multinasional misalnya, harus memerhatikan apakah kehadirannya akan meningkatkan kualitas masyarakat di sekitarnya (menyejahterakan rakyat sekitarnya) atau meresahkan, apakah akan tetap melestarikan atau memudarkan nilai dan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat sekitarnya, apakah industry tersebut memungkinkan masyarakat sekitar ikut berpartisipasi atau hanya untuk orang luar, apakah pembangunan tiu justru akan menghabiskan lahan tanah produktif yang merupakan sumber utama penghidupan masyarakat sekitar atau memilih lahan yang tidak produktif. Hal-hal tersebut harus diperhatikan dalam proses pembangunan agar tidak terjadi kondisi sosial yang disintegrative.
b.                  Ketidakstabilan situasi politik dan keamanan nasional
       Stabilitas politik dan keamanan nasional yang tidak mantab akan mendorong munculnya gejolak dan pemberontakan di daerah yang ingin melepaskan diri dari ikatan pemerintah pusat. Hal ini sangat membahayakan kelangsungan hidup bersama. Oleh karena itu, besar atau kecilnya pergolakan di daerah sangat dipengaruhi oleh bagaimana stabilitas politik dan hankam secara nasional. Contohnya, konflik di Aceh, Ambon, Kalimantan, dan Papua yang terjadi akibat ketidakstabilan kondisi politik.
c.                   Kurang berfungsinya lembaga-lembaga control masyarakat
Lembaga-lembaga control masyarakat, misalnya kejaksaan, kehakiman, atau lembaga yang bergerak dalam bidang pemerintahan apabila kur kurang berfungsi secarabaik dalam melaksanakan control-kontrol sosial, maka akan mudah memunculkan gejolak dan konflik-konflik di masyarakat. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga baik eksekutif maupun yudikatif dan legislative dalam melakukan control sosial akan memunculkan banyak penyimpangan itu yang dilakukan oleh aparat pemerintah maupun anggota masyarakat (misalnya, tindak korupsi, manipulasi, kolusi, tindak pencurian, dan perjudian). Kondisi seperti ini akan mudah sekali memunculkan gejolak dan pergolakan yang menuntut adanya keadilan.
d.                  Sarana-sarana komunikasi dan interaksi sosial antardaerah di berbagai bidang tidak berjalan dengan baik
Kelancaran proses kontak sosial budaya sangat berpengaruh dalam meminimalkan munculnya gejolak atau konflik daerah. Semakin efektif saluran dan kontak komunikasi sosial ekonomi dan kebudayaan antardaerah atau antarsuku akan semakin banyak memberikan wawasan bagi pola piker dan alternative tindakan seseorang atau kelompok yang ada di masyarakat sehingga gejolak itu semakin kecil. Demikian juga sebaliknya, disintegrasi bangsa mudah terjadi apabila sarana interaksi sosial, ekonomi, budaya, dan bidang lain tidak berjalan dengan baik.
e.       Masing-masing kelompok atau daerah mempunayi kesetiaan primordialisme yang berlebihan
Apabila masing-masing kelompok mempunyai kesetiaan primordialisme atau kesetiaan yang sangat berlebihan pada kelompok atau daerahnya, akan mudah sekali terjadi konflik atau gejolak di berbagai bidang. Konflik tersebut muncul karena kelompoknya sulit dipertemukan untuk menjalin kerja sama yang baik dengan kelompok lain.
Pada dasarnya, masih banyak factor lain yang dapat menyebabkan munculnya pergolakan daerah atau konflik antarsuku itu selalu terjadi konflik karena memang sejak dulu (sejak nenek moyangnya) kedua kelompok tersebut selalu menyimpan dendam.

Ada beberapa hal yang dijadikan pedoman dalam meminimalkan terjadinya gejolak daerah, yaitu sebagai berikut.
a.       Menyusun perencanaan pembangunan sebaik mungkin yang mengarah pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan berusaha meminimalkan terjadinya koonflik di masyarakat.
b.      Memfungsikan secara optimal lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan sebagai control sosial.
c.       Mengefektifkan sarana-sarana komunikasi, interaksi, atau kerja sama antarkelompok atau daerah dengan baik sehingga akan memberikan bekal wawasan budaya yang lebih luas dan bayak mengetahui alternative perilaku kelompok lain.
d.      Berbagai pihak yang ada di masyarakat diajak bersama-sama dalam kelangsungan proses pembangunan. Tidak diciptakan jarak yang jauh antara aparat pemerintah dan rakyat kecil. Oleh karna itu, masing-masing pihak harus merasa perlu membina mentalitas masing-masing kea rah yang lebih baik yang menunjang proses pelaksanaan pembangunan.
e.      Proses pembauran bangsa atau pembauran antarsuku bangsa harus tetap dijalankan, demikian juga proses transmigrasi tetap harus dijalankan.
f.        Menegaskan pelaksanaan tata nilai hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka mewujudkan kondisi hidup yang adil.
g.       Membudayakan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945 pada seluruh lapisan masyarakat, baik melalui lembaga formal, informal, maupun non-formal secara optimal.
f.        Terjadinya kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat
Terjadinya kesenjangan ekonomi yang tinggi akan dapat menimbulkan pergolakan masyarakat. Misalnya, perbedaan yang mencolok antara orang kaya dan orang miskin. Kesenjangan ini akan memunculkan kecemburuan sosial yang pada akhirnya dapat menimbulkan gejolak sosial ekonomi, misalnya saja kerusuhan yang disertai tindakan perusakan pertokoan dan mobil-mobil mewah. Gejolak atau konflik daerah dapat dihindari jika terdapat keseimbangan kebijakan ekonomi antara pusat dan daerah. Selain itu, perlu adanya perluasan wawasan dan pola piker dalam menghadapi keanekaragaman masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar